Ada mitos yang beredar di masyarakat
yang mengatakan bahwa perusahaan keluarga tidak akan bisa bertahan
sampai generasi ke tiga. Memang kenyataannya hal itu banyak terjadi.
Tapi yang jelas sering kali karena majemen yang tidak solid. Karena beda
generasi tentu membedakan jaman dan masalahnya. Dalam perusahaan
patungan atau kongsi keadaan bisa lebih sulit lagi. Selain bisnis
hancur, hubungan antar keluarga pemegang saham bisa berantakan bahkan
saling bermusuhan.
Di negara negara maju, kebanyakan bisnis keluarga dijalankan hanya sebagai permulaannya. Pemiliknya sudah mempunyai jangka panjang untuk mengembangkan perusahaannya di kemudian hari. Dengan menggunakan manajemen profesional, dan pihak keluarga ada di luar sistem manajemen. Bisnis keluarga biasanya dimulai karena adanya jiwa wirausaha/ mandiri. Mereka lebih suka berjuang menentukan nasib sendiri daripada menjadi karyawan. Mereka menganut prinsip 'biar kecil asal jadi raja'. Tentu saja untuk memulai usaha sendiri memerlukan sejumlah modal.
Kesulitan modal inilah yang menjadi salah satu penyebab orang melakukan bisnis patungan atau kongsi. Karena modal usaha bisa ditanggung beberapa orang, sehingga mereka bisa memulai dengan usaha dengan modal minim.
MEMANG ADA BEBERAPA KEUNTUNGAN YANG HISA DIDAPAT DARI BISNIS PATUNGAN.
Bisnis ini melibatkan orang lain yang mempunyai kelebihan berbeda. Sehingga bisa saling melengkapi, bahkan bisa melipat gandakan kemampuan. Menjadi sebuah kesatuan dengan kekuatan yang lebih besar. Dan kelemahan dari tiap personil yang terlibat dalam bisnis akan saling tertutupi dengan kekuatan dari personil yang lain. Kadang saya ilustrasikan, bila mempunyai dua kantong plastik. Yang satu bocor pada bagian kanan bawah, dan yang satunya bocor di bagian kiri tengah. Kalau kita mengisi kantong itu dengan air, ke duanya tidak akan mendapatkan hasil maksimal. Namun bila kita memasukkan kantong yang satu ke dalam kantong yang lain, baru kita tuangkan air, maka lubang yang di kanan bawah akan tertutup oleh kantong yang berlubang di kiri tengah. Dan lubang di kiri tengah otomatis akan tertutup oleh kantong yang berlubang di kanan bawah. Gabungan dua kantong yang tidak sempurna tersebut akan bisa diisi sampai penuh. Demikian juga dalam mengambil keputusan, tentunya akan lebih banyak pertimbangan. Mengingat lebih dari satu orang yang memikirkannya. Dan yang penting, modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Karena lebih dari satu orang sebagai penyandang dana. Jadi resiko kerugian juga akan lebih kecil.
SETIAP SISI SELALU ADA KESEIMBANGANNYA. APA KELEMAHANNYA.
Karena para pelaku dengan latar belakang berpikir yang berbeda, ada kalanya bisa beda pendapat. Sehingga memperlambat pengambilan keputusan. Yang patut dicermati dan sering terjadi, pelaku bisnis kongsi bila keuntungan yang didapt terlampau kecil, mereka dengan gampang meninggalkan bisnisnya, karena keuntungan yang dibagi menjadi tidak sepadan dengan ruwetnya pekerjaan. Di masa jangka panjang, ketika tongkat estafet terjadi ke generasi berikutnya, ada potensi terjadinya ketidak cocokan, dan akhirnya diakhiri dengan perpisahan.
APA PROBLEMNYA?
Dalam perkembangan bisnis kongsi pasti menghadapi kemungkinan persoalan keuangan yang sangat besar, tinggal menunggu waktunya. Pada waktu salah seorang diantara pemegang saham dipanggil Tuhan, maka pemegang saham yang lain bisa jadi mengembalikan saham yang meninggal pada keluarganya, mengapa ? Mungkin terjadi ketidak cocokan cara kerja terhadap istri atau anak dari pemegang saham yang meninggal, bila mereka diijinkan masuk dalam manajemen perusahaan menggantikan posisi yang meninggal. Atau secara jangka panjang sering generasi penerus justru menjadi sumber keretakan hubungan yang sudah dibina bertahun tahun oleh antar pemegang saham. Dalam kondisi seperti ini, cepat atau lambat perusahaan mengalami kemunduran. Rasa tidak puas satu dengan yang lain, sehingga menghancurkan tidak saja perusahaan, tapi juga hubungan yang sudah terjalin. Yang sering terjadi, akibat keretakan hubungan akhirnya diakhiri dengan keluarnya salah satu pemegang saham untuk mendirikan bisnis serupa dan menjadi saingan dan musuh utama dengan perusahaan asal.
Karena situasi meninggal datangnya
selalu mendadak dan tidak pernah datang pada waktu yang tepat. Hal ini
menciptakan kebutuhan uang tunai yang sangat besar dan mendadak bagi
para pemegang saham, untuk mengembalikan saham tersebut pada keluarga
yang meninggal. Sakit kritis juga bisa menjadi pemicu ditariknya saham
oleh pemiliknya, karena membutuhkan biaya yang sangat besar untuk
pengobatan dan perawatan.
Akibat kondisi itu dibutuhkan dana yang siap dalam jumlah cukup besar. Karena bila salah satu pemegang saham meninggal, perusahaan atau pemegang saham yang lain tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan dana. Sehingga kerjasama bisa berakhir dengan baik dan profesional tanpa pertengkaran seperti yang biasanya terjadi pada kebanyakan perusahaan patungan. Idealnya dana ini harus disediakan oleh para pemegang saham sebagai dana cadangan, dan besarnya senilai saham terbesar dibagi dengan jumlah pemegang saham petusahaan yang bersangkutan.
Contohnya, perusahaan PT XYZ didirikan
patungan oleh A, B, dan C sebagai pemegang saham dengan masing masing
menyetor modal 1 M. Dana terkumpul untuk modal adalah 3 M. Disepakati
bila salah satu meninggal maka ke 2 pemegang saham yang akan membeli
saham yang meninggal. Jadi keluarga yang meninggal menerima kembali
modalnya ditambah dengan keuntungan yang selama ini di dapat.
Ada beberapa kemungkinan solusi untuk penyediaan dana tersebut. Bisa dengan menambah modal. Jadi masing masing pemegang saham menyuntik dana segar, bila situasi salah satu pemegang saham meninggal. Namun cara ini sebenarnya pada awal berdirinya perusahan justru dihindari, karena masing masing berusaha dengan modal yang kecil. Bisa juga dengan cara kredit bank. Namun sekali lagi harus menyediakan jaminan yang dimiliki perusahaan.
APAKAH ADA CARA LAIN YANG LEBIH 'MURAH' ?
Bila perusahaan membeli polis atas nama masing masing A, B, dan C dengan Uang Pertanggungan 1 M. Perusahaan PT XYZ sebagai Pemegang Polis. Dan Pemegang saham masing masing sebagai Tertanggung. Penerima manfaat pada polis A adalah B dan C. Dan pada polis B, penerima manfaat adalah A dan C. Demikian juga sebaliknya di polis C, peneriman manfaat adalah A dan B. Sehingga dalam simulasi, bila A meninggal makan Uang Pertanggungan 1 M akan diberikan kepada keluarga sebagai pembelian saham perusahaan (ditambah pembagian keuantungan yang ada selama ini), dan otomatis keluarga A tidak punya hak dan kewajiban lagi di perusahaan. Hal positif yang mengikuti cara ini, karena premi yang membayar adalah perusahaan, yang diambil dari sebagian keuntungan perusahaan. Sehingga laba menurun, otomatis mengurangi beban pajak. Selain itu, porsi saham yang semula senilai masing masing 1 M dari total 3 M. Sekarang masing masing orang memiliki 1,5 M dari total 3 M. Dan yang lebih penting para pemegang saham tidak perlu mengeluarkan dana pribadi dalam situasi ini. Dan sekarang, bersiaplah menjadi profesi Financial Consultant yang sesungguhnya. Dan bersiap membagi inspirasi pada perusahaan patungan !! |
Rabu, 14 Agustus 2013
BISNIS KONGSI KOQ PERLU ASURANSI ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar