Senin, 23 Januari 2012

Inilah Tips Mengelola Gaji

Ada direktur yang gajinya Rp 85 juta, namun utangnya 60 persen dari jumlah gajinya. Tapi ada karyawan yang gajinya tidak sebesar itu, namun memiliki aset yang nilainya terus meningkat. Bagaimana kita harus mengelola gaji? Inilah tips mengelola gaji yang boleh anda terapkan.

seseorang disebut kaya, tidak ditentukan dari jumlah uang yang didapat setiap bulan, tetapi dari bagaimana seseorang mengelola gajinya.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan untuk bisa mengelola gaji dengan benar. Yaitu, konsumsi, utang, investasi, dan proteksi.

"Ada orang yang gajinya tinggi, tapi setiap bulan selalu habis karena ia terlalu konsumtif. Bagaimana seorang direktur bergaji Rp 85 juta, malah duitnya habis untuk bayar utang yang jumlahnya 60 persen dari gajinya? Karena pengeluarannya ada 76 macam. Sang direktur menghabiskan gajinya untuk ikut fitnes, ikut main golf, istrinya sering ke spa dan lainnya,"

ada empat hal yang perlu diperhatikan untuk bisa mengelola gaji dengan benar. Yaitu, konsumsi, utang, investasi, dan proteksi.

Buatlah prioritas
Dalam hal konsumsi, kita harus membuat prioritas, mulai dari sosial keagamaan, pembayaran cicilan utang, investasi, dan kebutuhan hidup. Dari keempat hal itu, yang tidak terbatas adalah kebutuhan hidup. Karena itu pengeluaran untuk kebutuhan hidup harus dilakukan secara bijak.

Pengeluaran tak ada batasnya, namun pemasukan terbatas. Untuk itulah kita harus bisa menjadikannya wajar dengan mengalokasikan secara tepat.

Pengeluaran untuk sosial keagamaan minimal 2,5 persen, pembayaran cicilan utang maksimal 30 persen, dan untuk investasi minimal 20 persen. "Utamakan kebutuhan daripada keinginan," ingat Eko.

Bolehkah berutang?
Soal utang, ingat bahwa utang selalu menjadi masalah. Seseorang yang memiliki utang sebenarnya membuat aset yang dibelinya dari hasil utang menjadi tambahan biaya. Seseorang yang memiliki kartu kredit, sebaiknya membayar lunas sebelum jatuh tempo karena jika hanya membayar jumlah minimal, artinya jumlah yang harus dilunasi bertambah dan waktunya makin banyak.

Misalkan seseorang berutang Rp 1 juta, lalu membayar minimalnya 10 persen setiap bulan, artinya yang bersangkutan baru bisa melunasi utangnya selama 29 bulan. "Masalah ini kadang diremehkan. Jika dibiarkan bertahun-tahun, akan menjadi masalah besar. Bahkan seseorang harus keluar dulu dari perusahaannya dan mendapat pesangon, baru bisa membayar utang dari pesangon itu,"

Jadi, utang sebenarnya pengurang kekayaan kita. Utang hanya merupakan penambahan biaya, apalagi aset konsumtif. "Dan hak atas aset kita akan hilang, bila kita tak bisa membayar utang itu. Seseorang membeli mobil, yang diperoleh malah debt collector, dan asetnya malah hilang.

Namun , kita boleh berutang jika pengeluaran itu merupakan kebutuhan yang mendesak. "Misalkan ada anggota keluarga yang sakit, tak ada tabungan, tidak ada penggantian," ujarnya.

kita boleh berutang asalkan mendapatkan aset yang produktif. Kalaupun tidak mendapatkan dalam bentuk tunai, tapi nilainya baik. "Berutanglah untuk aset yang nilainya terus naik, misalnya membeli properti atau emas,"

Kunci investasi
pentingnya berinvestasi untuk menjamin keuangan masa depan. Jika hanya menabung, jumlahnya bertambah dan nilainya bertambah, tapi nilainya masih di bawah inflasi. Sedangkan jika berinvestasi, jumlahnya bertambah, nilainya juga bertambah, tapi nilainya lebih tinggi dari inflasi.

Mempersiapkan keuangan di masa depan setelah pensiun sangat penting. Selama ini pensiunan hanya mempersiapkan dari tabungan, pesangon kantor, dan Jamsostek.

Lalu apa kunci investasi? Pertama, miliki tujuan. Kedua, sesuaikan dgn profil risiko. Ketiga, pilih produk yang tepat, Ini kadang tidak diperhatikan dengan benar.

Proteksi
Untuk melindungi diri dan keluarga, apakah Anda sudah mengikuti asuransi? Asuransi jiwa minimal harus bisa mengganti 100 bulan pengeluaran bulanan.

Tapi untuk asuransi kesehatan, jika biaya kesehatan ditanggung perusahaan, apakah masih perlu ikut asuransi kesehatan? "Ambillah yang dibutuhkan, bukan yang ditawarkan,"

Lalu ikutilah juga asuransi kerugian untuk harta benda. Namun jika rumah berada di gunung, untuk apa rumah diasuransikan soal banjir?

Selasa, 17 Januari 2012

7 Kebiasaan untuk Perbaiki Finansial Pribadi

Kebiasaan yang Anda jalankan setiap harinya menentukan seperti apa masa depan Anda. Tak terkecuali dalam hal keuangan. Coba amati cara dan kebiasaan Anda mengelola uang. Jika hingga saat ini kondisi keuangan pribadi masih carut marut, memiliki penghasilan rutin bulanan namun tak dapat menikmatinya atau pas-pasan bahkan defisit setiap akhir bulan, saatnya instrospeksi diri.

Jangan berdiam diri, tapi cari tahu penyebab kondisi keuangan yang masih berantakan ini. Cermati lagi, boleh jadi Anda tak menjalankan kebiasaan keuangan yang baik. Perencana keuangan, Arief Bachtiar, menuliskan di website perencanaan keuangan Akbar's Financial Check Up mengenai tujuh kebiasaan baik keuangan yang perlu dipraktikkan untuk menjadikan Anda pribadi positif.

1. Menabung. Hanya dengan menabung kehidupan Anda dapat lebih tenteram. Anda akan merasa nyaman karena pengeluaran ke depan sudah ada di tabungan.
2. Cerdas berbelanja. Anda menyadari dan menjalani kebiasaan menghindari belanja berlebihan. Caranya, Anda hanya berbelanja sesuai dengan kebutuhan dan budget. Dengan begitu, Anda dapat menabung lebih banyak sehingga ada cukup dana berlebih untuk berinvestasi.
3. Mencatat pengeluaran pemasukan. Ini adalah metode sederhana yang bisa diterapkan siapa saja. Tujuannya, agar Anda lebih mudah mengendalikan pengeluaran. Dengan pencatatan, Anda dapat melihat lebih detil setiap perputaran keuangan. Namun jangan sekadar mencatat saja, tapi jadikan catatan ini sebagai acuan untuk melakukan perubahan dan memperbaiki kebiasaan keuangan yang kurang baik.
4. Menghindari utang. Utang terutama utang konsumtif dapat merugikan Anda karena bunga utang sangat memberatkan. Bunga kartu kredit yang sering Anda pakai berbelanja misal sebesar tiga persen per bulan atau 36 persen setahun, lebih tinggi daripada deposito bahkan investasi di pasar modal. Utang harus dikendalikan untuk mewujudkan kondisi finansial yang baik.
5. Mengendalikan pengeluaran. Berbagai cara bisa dilakukan dengan mencatat pengeluaran. Sebagai contoh dengan sistem amplop yang dapat membantu Anda membatasi pengeluaran dan lebih disiplin memakai dana di mesin ATM. Dengan sistem amplop, Anda "dipaksa" memakai dana yang telah dianggarkan melalui sistem amplop tersebut.
6. Menjaga keamanan finansial keluarga. Bisa dilakukan dengan menerapkan pembelian asuransi seperti asuransi jiwa serta asuransi kesehatan. Asuransi jiwa berfungsi melindungi keluarga dari kehilangan nafkah sumber penghasilan seseorang yang menjadi tumpuan keluarga jika dia meninggal dunia. Asuransi kesehatan berfungsi sebagai perencanaan risiko karena sakit dan pengganti nafkah karena pemberi nafkah tidak bisa bekerja saat sakit.
7. Berinvestasi. Banyak pilihan cara berinvestasi, bisa dengan membeli emas logam mulia, menabung di deposito, membeli reksadana dan saham. Komponen Investasi tersebut memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan serta risiko, sehingga tergantung daripada profil Anda sebagai investor.

Sumber: www.afcindonesia.com